Penemuan ini menambah khazanah pengetahuan kita tentang hal yang sangat pokok di Neptunus. Dan juga dapat dipahami mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet neptunus itu didistribusikan. Sebagai tambahan informasi bahwa Neptunus merupakan planet raksasa (giant planet) yang terbuat dari gas.
Erich Karkoschka, seorang ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona mengatakan bahwa Neptunus mempunyai dua fitur yang memungkinkan untuk dipantau oleh Hubble Space Telescope yang tampaknya mengatur rotasi interior dari planet tersebut. Fitur seperti ini, tidak pernah dijumpai di planet gas raksasa lainnya.
Cara yang ditempuh untuk mencari tahu berapa durasi satu hari di planet Neptunus adalah dengan mengukur putaran Neptunus dengan mengamati dua fitur yang terlihat mata milik atmosfir planet tersebut. Kemudian diukur garis bujur di antara setiap gambar yang ditangkap dan kemudian menentukan interval waktu antara observasi dan menyediakan informasi periode putaran.
Karena planet Neptunus sudah berotasi sekitar 10 ribu kali dalam 20 tahun terakhir, maka dapat diketahui secara akurat periode putaran dengan melacak fitur-fitur ini dalam jangka waktu tersebut.
Dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, tentang akurasi perhitungan rotasi Neptunus, merupakan peningkatan khazabah pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet gas sejak pertamakali Giovanni Cassini berhasil mendapati bintik merah planet Jupiter, pada 350 tahun lalu.
Pada saat sekarang ini, dalam lingkaran ilmuwan muncul kesepakatan atau konsensus bahwa temuan Karkoschka tentang rotasi planet Neptunus memang akurat. Hal ini diakui juga oleh Craig O’Neill, seorang ilmuwan antariksa dari Macquarie University, Australia, bahwa temuan Markoschka seputar periode fitur milik atmosfir Neptunus tepat.
Craig O’Neill mengatakan,“Selain itu, Karkoschka juga menunjukkan bahwa di kawasan kutub, kecepatan angin lebih rendah dibanding di khatulistiwa. “Pertanyaan besar berikutnya adalah, bagaimana caranya itu bisa terjadi,” ucapnya.